Powered By Blogger

Sabtu, 16 Oktober 2010

Laporan PKL STC


LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
SISTEMATIKA TUMBUHAN CRYPTOGAMAE
Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Responsi


 








Disusun Oleh:
Kelompok 7
                                      Dian Ikha                                       A 420 070 020
                                      Maika Moh Adi                             A 420 070 022
                                      Irvan Kurniawan                           A 420 070 023


LABORATORIUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
                                                            TAHUN 2009
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktek Kerja Lapangan ini telah diperiksa dan disahkan sebagai syarat praktikum mata kuliah Sistematika Tumbuhan Cryptogamae (STC) di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta pada :
Hari         :
Tanggal   :


Asisten Pembimbing


( Siti Kartikasari, S. Pd )

Mengetahui,

Dosen Pengampu Praktikum I                                    Dosen Pengampu Praktikum II


    ( Joko Daryoto, S. Pd. )                                                ( Siti Kartikasari, S. Pd )


KATA PENGANTAR
           
Asslamu’alaikum Wr. Wb.
            Alhamdulillah, segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala kuasa dan kehendak-Nya saya mampu menyelesaikan seluruh kegiatan praktikum ini.
            Banyak hal yang di hadapi dalam melaksanakan praktikum ini, dimana semua hal tersebut memberi warna tersendiri dalam perjuangan mencapai penyelesaian laporan ini. Semua halangan dapat dihadapi berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, saya menyampaikan rasa terima kasih dengan tulus kepada :
Ø  Allah S.W.T yang telah memberikan seluruh nikmat-Nya kepada hamba-Nya.
Ø  Kedua orang tua yang telah mendoakan anak-anaknya agar menjadi anak yang shalih dan shalihah.
Ø  Dosen Pengampu. Berkat kegigihanmu praktikum ini berjalan dengan lancar.
Ø  Asisten Dosen yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dalam pelaksanaan praktikum ini.
Ø  Teman-teman yang memberikan dukungan baik secara moril maupun materil.
Ø  Semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.
Hanya untaian kata terima kasih yang dapat saya haturkan, semoga Allah SWT senantiasa membalas segala kebaikan dengan hal yang lebih indah. Amien.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta,     Desember 2009


                                                                                                                   Penulis.

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………….           
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………...           
KATA PENGANTAR……………………………………………………...           
DAFTAR ISI………………………………………………………………..           
BAB I. PENDAHULUAN
a.       Latar Belakang Masalah............................................................
b.      Tujuan .......................................................................................
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
BAB III. METODE
a.       Alat dan Bahan ...........................................................................
b.      Cara Kerja ...................................................................................
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
a.       Hasil …………............................................................................
b.      Pembahasan .................................................................................
BAB V. PENUTUP
a.       Kesimpulan …………..................................................................
b.      Saran .............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN  






BAB I
PENDAHULUAN

A.          LATAR BELAKANG MASALAH
Pada praktikum Sistematika Tumbuhan Cryptogamae semester V, kita melakukan praktikum sebanyak 5 latihan. Latihan I yaitu Divisi Thallophyta untuk Sub Divisi Algae, latihan II yaitu Divisi Thallophyta untuk Sub Divisi Fungi, latihan III yaitu Divisi Bryophyta, latihan IV yaitu Divisi Pteridophyta (Classis Psilophytinae, Lycopodinae dan Equisetinae), dan latihan V yaitu Divisi Pteridophyta untuk Classis Filicinae. Khusus untuk Algae, Bryophyta dan Pteridophyta kelas Filicinae Kami melakukan Praktek Kuliah Lapangan untuk melakukan pengamatan langsung.
Praktek Kuliah Lapangan Sistematika Tumbuhan Cryptogamae merupakan kegiatan yang dilakukan untuk melengkapi praktikum Sistematika Tumbuhan Cryptogamae yang objeknya mudah didapat, guna memberikan pengetahuan bagi para praktikan.
Kami memilih lokasi PKL yaitu di Objek Wisata Pantai Krakal Yogyakarta dengan alasan jaraknya tidak terlalu jauh dan objek yang diperlukan sudah cukup lengkap. Dalam Sistematika Tumbuhan Cryptogamae sangat penting untuk mengidentifikasi tumbuhan-tumbuhan tingkat rendah. Apabila kita sudah mempelajari mulai dari Divisi Thallophyta sampai Divisi Pteridophyta maka sudah tentu kita mudah mengetahui dan mengidentifikasi diantara tumbuhan-tumbuhan rendah tersebut sehingga kita memiliki kemampuan menjaga, melestarikan dan memanfaatkan keanekaragaman biologis (Flora) dan juga kita mampu mengembangkan ilmu cabang Biologi Sistematika Tumbuhan Cryptogamae itu sendiri. Oleh karena itu, PKL Sistematika Tumbuhan Cryptogamae untuk Algae, Bryophyta dan Pteridophyta kelas Filicinae sangat membantu mewujudkan hal tersebut.

B.           TUJUAN
1.      Mempelajari bagian-bagian Algae, Bryophyta dan Pteridophyta yang penting untuk identifikasi.
2.       Mengenal ciri-ciri Algae, Bryophyta dan Pteridophyta yang penting untuk identifikasi.



















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Ciremai (2008), menyatakan bahwa sampai permulaan abad 20 telah dikenal 4 kelas Algae, yaitu Chlorophyceae, Phaeophyceae, Rhodophyceae dan Myxophyceae (Cyanophyceae). Ahli Protozoologi menempatkan semua organisme bersel tunggal yang berkhlorofil, berflagella seta motil dalam kelas Mastigophora dari filum Protozoa. Para pakar botani mengeluarkan anggota-anggota tertentu dari deret (seri) Volvocin. Rabenhorst menempatkan seri Chlamydomonas-Volvox dalam ganggang hijau rumput dan diberi nama Chlorophyllaceae. Xanthophyceae (Heterokontae) dipisahkan dari Chlorophyceae pada permulaan abad 20 dan Fagellatae tertentu yang berpigmen dimasukkan dalam kelas Xanthophyceae. Berbagai macam kelompok yang semula oleh pakar Protozoologi dimasukkan dalam Mastigophora secara filogegenetik berhubungan dengan organisme yang bersifat algae sejati. Semua tumbuhan yang tingkat perkembangannya lebih tinggi daripada Thallophyta pada umumnya mempunyai warna yang benar-benar hijau, karena mempunyai sel-sel dengan platida yang mengandung klorofil-a dan b. kebanyakan hidup di darat dan sel-selnya telah mempunyai dinding yang terdiri atas selulosa.
Pada Bryophyta alat-alat kelamin yang berupa anteridium dan arkegonium, demikian pula sporogoniumnya, selalu terdiri atas banyak sel. Arkegonium adalah gametangium betina yang bentuknya seperti botol. Bagian yang lebar disebut perut, dan bagian yang sempit leher. Mikrogametangium (anteredium) adalah gametangium jantan yang berbentuk bulat atau seperti gada. Dindingnya seperti dinding arkegonium pun terdiri atas selapis sel-sel mandul. Pada Bryopgita embrio itu tumbuh menjadi suatu badan kecil yang akan menghasilkan spora, yaitu sporogonium, Kimball (1999).
Iqbalali (2008), menyatakan bahwa tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang warganya telah jelas mempunyai kormus, artinya tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga bagian pokoknya, yaitu akar, batang dan daun. Namun demikian, pada tumbuhan paku belum dihasilkan biji. Seperti warga divisi – divisi yang telah dibicarakan sebelumnya, alat perkembang – biakan tumbuhan paku yang utama adalah spora. Oleh sebab itu, sementara ahli taksonomi membagi dunia tumbuhan dalam dua kelompok saja yang diberi nama Cryptogamae dan phanerogamae. Cryptogamae ( tumbuhan spora ) meliputi yang sekarang kita sebut dibawah nama Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta, dan Pteridophyta.
Menurut Davis and Heywood (1995), ada 4 tahapan perkembangan taksonomi yaitu: 1. Fase eksplorasi; 2. Fase konsolidasi; 3. Fase biosistematik; 4. Fase ensiklopedik. Dan membagi tahap ini dengan cara yang berbeda, lebih menunjukkan kesinambungan antara satu fase ke fase yang lain, yaitu: taksonomi alfa yang ekuivalen dengan fase eksplorasi dan konsolidasi, dan taksonomi omega ekuivalen dengan fase ensiklopedik. Taksonomi alfa lebih kurang sepenuhnya tergantung pada ciri morfologi luar, sedangkan taksonomi omega menekankan pada semua ciri taksonomi yang ada.
Campbell (2001), membagi Cryptogamae menjadi Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta. Thallophyta yang terdiri dari dua anak kelas Algae dan Fungi dibedakan dari Bryophyta dan Pteridophyta berdasarkan pada struktur alat penghasil spora dan gamet serta perkembangan zigotnya.




BAB III
METODE

A.          ALAT DAN BAHAN
1.      Alat :
a.       Botol jeem
b.      Pinset
c.       Alat tulis
d.      Kamera
e.       Table pengamatan
2.      Bahan : Species dari Algae, Bryophyta dan Pteridophyta.

B.           CARA KERJA
1.      Cari spesies yang termasuk pada Algae, Bryophyta dan Pteridophyta masing-masing 5 species.
2.      Amati ciri – ciri morfologi dari masing – masing spesies yang didapat. Misalnya:
a.       Algae : talus, rhizoid, warna.
b.      Bryophyta : talus, daun, batang, rhizoid.
c.       Pteridophyta : sorus, akar, batang, daun.
3.      Buat klasifikasi pada masing – masing spesies yang didapat.
4.      Diskripsikan habitat, morfologi, ciri spesifik spesies, pearnaan.
5.      Foto species yang telah di dapat untuk dibuat laporan.
6.      Catat hasil laporan pada tabel yang telah diberikan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.          HASIL
1.      ALGAE
a.    Nama Ilmiah      : Ulva sp
     Nama Daerah     : Ganggang Hijau
                                                                                  Klasifikasi   :
Kingdom    : Plantae
Divisi          : Thallophyta
Sub Divisi   : Algae
Classis         : Chlorophyceae
Ordo           : Ulotrichales
Famili          : Ulvaceae
Genus         : Ulva
Spesies        : Ulva sp

     Deskripsi        :
               Ulva sp hidupnya dilaut. Talus menyerupai daun selada, terdiri dari dua lapis sel yang membentuk struktur seperti parenkim. Ganggang ini memiliki warna hijau.
                                                                          

b.   Nama Ilmiah      : Halicystis sp
     Nama Daerah     : Ganggang Hijau
    
                                                                                 Klasifikasi   :
                                                                                          Kingdom    : Plantae
      Divisi          : Thallophyta
                                                                                          Sub Divisi   : Algae
                                                                                          Classis         : Chlorophyceae
                                                                                          Ordo           : Siphonales
                                                                                          Famili          : Halicystidaceae
                                                                                          Genus         : Halicystis
Spesies        : Halicystis sp

Deskripsi        :
               Halicystis sp hidupnya dilaut. Talus hanya terdiri dari suatu sel, bagian yang diatas bentuknya seperti gelembung, berwana hijau dan mengandung banyak inti.

                                                                                      







c.    Nama Ilmiah      : Padina sp
     Nama Daerah     : Ganggang Pirang
    
                                                                                 Klasifikasi   :
Kingdom    : Plantae
Divisi          : Thallophyta
Sub Divisi   : Algae
Classis         : Phaeophyceae
Ordo           : Dictyotales
Famili          : Dictyotaceae
Genus         : Padina
Spesies        : Padina sp

Deskripsi        :
               Padina sp hidupnya dilaut. Talus berbentuk pita yang bercabang-cabang menggarpu. Ganggang ini mempuyai warna pirang.








    

d.   Nama Ilmiah      : Turbinaria sp
     Nama Daerah     : Ganggang Pirang
    
                                                                                 Klasifikasi   :
Kingdom    : Plantae
Divisi          : Thallophyta
Sub Divisi   : Algae
Classis         : Phaeophyceae
Ordo           : Fucales
Famili          : Fucaceae
Genus         : Turbinaria
Spesies        : Turbinaria sp
  
Deskripsi        :
               Turbinaria sp hidupnya dilaut, ganggang berwarna pirang. Talus berbentuk pita, menggarpu dan melekat dengan alat pelekat yang berbentuk cakram. Ujung-ujung cabang talus agak membesar dan mempunyai KONSEPTAKEL.








e.    Nama Ilmiah      : Sargassum vulgare
     Nama Daerah     : Ganggang Pirang
    
                                                                                 Klasifikasi   :
Kingdom    : Plantae
Divisi          : Thallophyta
Sub Divisi   : Algae
Classis         : Phaeophyceae
Ordo           : Fucales
Famili          : Fucaceae
Genus         : Sargassum
Spesies        : Sargassum
                       vulgare
     Deskripsi        :
               Sargassum vulgare hidupnya dilaut, ganggang berwarna pirang. Talus berbentuk pita, bercabang-cabang dan melekat dengan alat pelekat yang berbentuk cakram.









f.    Nama Ilmiah      : Gracilaria salicornia
     Nama Daerah     : Ganggang Merah
    
                                                                                 Klasifikasi   :
Kingdom    : Plantae
Divisi          : Thallophyta
Sub Divisi   : Algae
Classis         : Rhodophyceae
Ordo           : Gigartinales
Famili          : Gigartinaceae
Genus         : Gracilaria
Spesies        : Gracilaria
                       salicornia
     Deskripsi        :
                       Gracilaria salicornia hidupnya dilaut, ganggang berwarna merah keunguan. Talusnya silindris dengan garis-garis tengah 2-3 mm bercabang-cabang. Talusnya seperti Ulva sp, tapi lebih tebal dan punya sistokarp.







2.      LUMUT
a. Nama Ilmiah        : Marchantia polymorpha
     Nama Daerah     : Lumut Hati
    
                                                                           Klasifikasi       :
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Bryophyta
Classis             : Hepaticopsida
Ordo                : Marchantiales
Famili              : Marchantiaceae
Genus              : Marchantia
Spesies            : Marchantia
polymorpha
Deskripsi         :
                                Marchantia polymorpha talusnya berumah dua, artinya talus yang menghasilkan anteridium dan arkegonium terpisah. Memiliki kuncup eram (gemma cup). Hidup di daerah dingin.
                                                                                      







b.Nama Ilmiah        : Riccia sp
     Nama Daerah     : Lumut Hati
                                                                                                   
                                                                                                    Klasifikasi       :
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Bryophyta
Classis             : Hepaticopsida
Ordo                : Marchantiales
Famili              : Marchantiaceae
Genus              : Riccia
               Spesies            : Riccia sp                         
Deskripsi         :
               Riccia sp talus seperti pita, agak tebal, berdaging dan mempuyai rusuk tengah yang tidak begitu menonjol. Hamper sama dengan Marchantia polymorpha, hanya kenampakan talusnya membulat. Biasa hidup ditempat lembab.








     
c. Nama Ilmiah        : Anthoceros sp
     Nama Daerah     : Lumut Tanduk
    
                                                                           Klasifikasi       :
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Bryophyta
Classis             : Hepaticopsida
Ordo                : Anthocerotales
Famili              : Anthocerotaceae
Genus              : Anthoceros
Spesies            : Anthoceros sp
  

Deskripsi         :
               Anthoceros sp gametofit berbentuk cakram dengan tepi yang bertoreh. Sporofitnya tersusun atas kaki yang terbenam dan kapsul yang memanjang seperti tanduk. Biasa hidup didaerah genangan air, tepi sungai dan selokan.







     

d.   Nama Ilmiah      : Andreaea sp
     Nama Daerah     : Lumut Daun
    
                                                                           Klasifikasi       :
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Bryophyta
Classis             : Musci
Ordo                : Andreaeales
Famili              : Andreaeaceae
Genus              : Andreaea
Spesies            : Andreaea sp
  
Deskripsi         :
               Andreaea sp mempunyai batang dan daun meskipun belum mempunyai akar selain rhizoid. Kolumela diselubungi oleh jaringan sporogen.








    


e. Nama Ilmiah        : Polytricum commune
     Nama Daerah     : Lumut Daun
    
                                                                           Klasifikasi       :
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Bryophyta
Classis             : Musci
Ordo                : Bryales
Famili              : Polytriceae
Genus              : Polytricum
Spesies            : Polytricum
commune        

Deskripsi         :
               Polytricum commune dikenal sebagai lumut daun, karena tubuh gametofitnya sudah dapat dibedakan atas batang, daun meskipun belum mempuyai akar selain rhizoid.







     

3.      PAKU
a. Nama Ilmiah               : Adiantum cuneatum
     Nama Daerah             : Suplir
     Kunci Determinasi     : 1a, 17a, 18b, 19b, 22b, 23b, 24b, 25b, 26b…………………………Famili Polypodiaceae
     1a, 5b, 10b, 13a, 14a…………….Genus Adiantum
                                                                                      
                                                                           Klasifikasi    :
Kingdom      : Plantae
Divisi            : Pteridophyta
Classis          : Filicinae
Sub Classis   : Leptosporangiatae
Ordo             : Filicales
Famili           : Poypodiaceae
Genus           : Adiantum
Spesies         : Adiantum
                     cuneatum
Deskripsi         :
                Adiantum cuneatum termasuk paku sejati. Sorus bangun ginjal, terletak pada daun yang terlipat kebawah atau terletak pada bagian dorsal daun.




b.Nama Ilmiah               : Marsilea crenata
     Nama Daerah             :
     Kunci Determinasi     : 1a, 17b, 18b..Famili Marsileaceae
                                                                           Genus Marsilea
                                                                                      
                                                                           Klasifikasi       :
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Pteridophyta
Classis             : Filicinae
Sub Classis      : Hydropterides
Ordo                : Marsileales
Famili              : Marsileaceae
Genus              : Marsilea
Spesies            : Marsilea
crenata
Deskripsi         :
                Marsilea crenata termasuk paku air yang hidup di air yang dangkal. Sorus dilindungi oleh satu kantung yang disebut sporakarpium, berakar didalam tanah.






c. Nama Ilmiah               : Nephrolepis hirsutula
     Nama Daerah             : Paku Pedang
     Kunci Determinasi     : 1a, 17a, 18b, 19b, 22b, 23b, 24b, 25b, 26b…………………………Famili Polypodiaceae
     1a, 5b, 10a, 11a……………Genus Nephrolepis
                                                                          
                                                                           Klasifikasi    :
Kingdom      : Plantae
Divisi            : Pteridophyta
Classis          : Filicinae
Sub Classis   : Leptosporangiatae
Ordo             : Filicales
Famili           : Polypodiaceae
Genus           : Nephrolepis
Spesies         : Nephrolepis
                     hirsutula
     Deskripsi        :
                Nephrolepis hirsutula termasuk paku sejati yang homospora. Sorus bangun garis, mengelilingi daun pada daun dorsal. Sorus dilindungi indusium yang berbentuk ginjal.





d.   Nama Ilmiah              : Davalia difaricata
     Nama Daerah             : Paku Kaki Tupai
     Kunci Determinasi     : 1a, 17a, 18b, 19b, 22b, 23b, 24b, 25b, 26b…………………………Famili Polypodiaceae
     1a, 5b, 10b, 13b, 15b……………Genus Davalia
                                                                                      
                                                                        Klasifikasi    :
Kingdom      : Plantae
Divisi            : Pteridophyta
Classis          : Filicinae
Sub Classis   : Leptosporangiopsida
Ordo             : Filicales
Famili           : Polypodiaceae
Genus           : Davalia
                                                                                 Spesies         : Davalia difaricata

Deskripsi         :
                Davalia difaricata termasuk paku sejati yang homospora. Sorus berbentuk bulat atau panjang, terdapat pada sisi bawah daun sepanjang tepi.






e. Nama Ilmiah               : Platycerium bifurcatum
     Nama Daerah             : Paku Tanduk Sejati
     Kunci Determinasi     : 1a, 17a, 18b, 19b, 22b, 23b, 24b, 25b, 26b…………………………Famili Polypodiaceae
     1a, 2a, 3b, 4a……….……………Genus Platycerium
                                                                                      
                                                                           Klasifikasi    :
Kingdom      : Plantae
Divisi            : Pteridophyta
Classis          : Filicinae
Sub Classis   : Leptosporangiatae
Ordo             : Filicales
Famili           : Polypodiaceae
Genus           : Platycerium
Spesies         : Platycerium bifurcatum
Deskripsi         :
                Platycerium bifurcatum mempunyai sorus yang terletak pada bagian sporofil. Tropofil sebagai osimilasi sebagai pengganti fotosintesis. Sorus berbentuk bulat.






B.           PEMBAHASAN
1.            ALGAE
Ganggang merupakan tumbuhan yang belum mempunyai akar, batang dan daun yang sebenarnya, tetapi sudah memiliki klorofil sehingga bersifat autotrof. Tubuhnya terdiri atas satu sel (uniseluler) dan ada pula yang banyak sel (multi seluler). Yang Uniseluler umumnya sebagai Fitoplankton sedang yang multiseluler dapat hidup sebagai Nekton, Bentos atau Perifiton. Habitat algae adalah air atau di tempat basah, sebagai Epifit atau sebagai Endofit. Ganggang berkembang biak dengan cara vegetatif dan generatif.
2.            BRYOPHYTA
Semua tumbuhan yang tingkat perkembangannya lebih tinggi daripada Thallophyta pada umumnya mempunyai warna yang benar-benar hijau, karena mempunyai sel-sel dengan platida yang mengandung klorofil-a dan b. kebanyakan hidup di darat dan sel-selnya telah mempunyai dinding yang terdiri atas selulosa. Pada Bryophyta alat-alat kelamin yang berupa anteridium dan arkegonium, demikian pula sporogoniumnya, selalu terdiri atas banyak sel. Arkegonium adalah gametangium betina yang bentuknya seperti botol. Bagian yang lebar disebut perut, dan bagian yang sempit leher.
Mikrogametangium (anteredium) adalah gametangium jantan yang berbentuk bulat atau seperti gada. Dindingnya seperti dinding arkegonium pun terdiri atas selapis sel-sel mandul. Pada Bryopgita embrio itu tumbuh menjadi suatu badan kecil yang akan menghasilkan spora, yaitu sporogonium.
Perkembangbiakan lumut berlangsung sebagai berikut. Spora yang kecil dan haploid, berkecambah menjadi suatu protalium yang pada lumut dinamakan protonema. Tubuh tumbuhan lumut berupa talus seperti lembaran-lembaran daun (Hepaticae), atau telah mempunyai habitus seperti pohon kecil dengan batang dan daun-daunya (pada Musci).
Bagian bawah embrio dinamakan kakinya. Kaki masuk ke bagian jaringan mulut yang lebih dalam dan berfungsi sebagai alat penghisap (haustorium). Embrio itu lalu tumbuh merupakan suatu badan yang kuat atau jorong dengan tangkai pendek atau panjang dan seperti telah disebut di atas dinamakan sporogonium. Di dalam bagian yang bulat itu dibentuk spora, oleh sebab itu bagian tersebut juga disebut kapsul spora. Maka bekas dinding arkegonium itu juga dinamakan kaliptra. Arkespora membentuk sel induk spora, dan dari satu sel induk spora dan pembelahan induk reduksi tejadilah empat spora yang berkelompok membentuk tetrade. Dinding spora tediri atas dua lapisan, yang luar kuat disebut eksoaporium, dan yang dalam lunak disebut endosperium. Jika spora berkecambah eksosporium pecah.
Selain pembiakan dengan spora, pada lumut tersdapat pula pembiakan vegetatif dengan kuncup eram, yang terjadi dengan bermacam-macam cara pada protonema, talus atau bagian-bagian lain pada tubuh lumut. Kuncup eram dapat melepaskan diri dari induknya dan tumbuh menjadi individu baru. Selain dari itu, semua bagian tubuh lumut jika dipotong menunjukkan daya regenerasi yang sangat besar. Daun-daun mempunyai rusuk tengah, terdiri atas satu atau beberapa lapis sel (terutama dekat rusuk tengah, daun selalu terdiri atas satu atau beberapa lapis sel), tetapi belum memperlihatkan adanya daging daun (mesofil). Sebagian tumbuhan lumut telah mempunyai semacam liang udara yang berguna untuk pertukaran gas, jadi mempunyai fungsi seperti stoma pada tumbuhan tinggi.
Beberpa lumut bersifat kosmopolit, dapat ditemukan dimana-mana. Lain-lain jenis mempunyai daerah distribusi yang terbatas. Pada bermacam-macam tempat, misalnya tanah dalam rimba, batu-batu, cadas-cadas, gambut, kulit pohon, dan lain-lain. Lumut-lumut itu merupakan asosiasi tumbuhan yang karakteristik.




3.            PTERIDOPHYTA
Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang warganya telah jelas mempunyai kormus, artinya tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga bagian pokoknya, yaitu akar, batang dan daun. Namun demikian, pada tumbuhan paku belum dihasilkan biji. Seperti warga divisi – divisi yang telah dibicarakan sebelumnya, alat perkembang – biakan tumbuhan paku yang utama adalah spora.
Warga tumbuhan paku amat heterogen, baik ditinjau dari segi habitus maupun cara hidupnya, lebih – lebih bila diperhitungkan pula jenis paku yang telah punah. Ada jenis – jenis paku yang sangat kecil dengan daun – daun yang kecil – kecil pula dengan struktur yang masih sederhana, ada pula yang besar dengan daun – daun yang mencapai ukuran panjang sampai 2 m atau lebih dengan struktur yang rumit. Tumbuhan paku purba ada yang mencapai tinggi sampai 30 m dengan garis tengah batang sampai 2 m, dari segi cara hidupnya ada jenis – jenis paku yang hidup teresterial (paku tanah), ada paku epifit, dan ada paku air. Dimasa yang silam (jutaan tahun yang lalu), hutan – hutan di bumi kita terutama tersusun atas warga tumbuhan paku yang berupa pohon – pohon yang tinggi besar, dan kita kenal sisa – sisanya sekarang sebagai batu bara. Jenis – jenis yang sekarang ada jumlahnya relative kecil (lebih kecil bila dibandingkan dengan jumlah warga divisi lainnya) dapat dianggap sebagai relic (peninggalan) suatu kelompok tumbuhanyang dimasa jayanya pernah pula merajai bumi kita ini, yaitu dalam zaman paku (Palaeozoicum). Jenis – jenis yang sekarang masih ada sebagian sebagian besar bersifat higrofit. Mereka lebih menyukai tempat – tempat yang teduh dengan derajat kelembaban yang tinggi, paling besar mencapai ukuran tinggi beberapa meter saja, seperti terdapat pada marga Cyathea dan Alsophila, yang warganya masih berhabitus pohon dan kita kenal antara lain di Indonesia sebagai paku tiang.
Seperti pada Bryophyta, pada Pteridophyta pun terdapat daur kehidupan yang menunjukkan adanya dua keturunan yang bergiliran. Gametofitnya mempunyai beberapa perbedaan dengan
gametofit lumut, walaupun sama – sama terdiri atas sel – sel yang haploid. Gametofit pada tumbuhan paku dinamakan protalium, dan protalium ini hanya berumur beberapa minggu saja. Besarnya paling banyak hanya beberapa cm saja, bentuknya menyerupai thallus hepaticae. Umumnya protalium itu berbentuk jantung, berwarna hijau dan melekat pada substratnya dengan rhizoid – rhizoid. Padanya terdapat anteridium (biasanya pada bagian yang sempit) dan arkegonium (dekat dengan lekukan bagian yang melebar). Pembuahan hanya dapat berlangsung jika ada air. Baik anteridium maupun arkegonium terdapat pada sisi bawah protalium di antara rhizoid – rhizoidnya.
Pada kebanyakan tumbuhan paku ( filicinae ), sporanya mempunyai sifat – sifat yang sama, dan setelah berkecambah akan menghasilkan suatu protalium yang mempunyai anteridium maupun arkegonium. Jenis – jenis paku yang menghasilkan spora yang berumah satu dan sama besar itu dinamakan paku homospor atau isospor. Pada golongan tumbuhan paku lainnya   (selaginellales, Hydropteridales) protaliumnya tidak sama besar dan berumah dua. Pemisahan jenis kelamin telah terjadi pada pembentukan spora, yang selain berbeda jenis kelaminnya pun berbeda ukurannya.
- Yang besar, mengandung banyak makanan cadangan dinamakan makrospora atau megaspora, dan terbentuk dalam makro atau megasporangium, dan pada waktu perkecambahan
tumbuh menjadi protalium yang agak besar yang mempunyai arkegonium. Protalium ini dinamakan Makroprotalium atau protalium betina.
- Yang kecil dinamakan mikrospora dan dihasilkan dalam microsporangium. Mikrospora akan tumbuh menjadi mikroprotalium atau protalium jantan. Padanya terdapat anteridium selain jenis – jenis paku homospor dan heterospor, ada pula jenis – jenis paku yang sporangiumnya menghasilkan spora yang sama besar, tetapi berbeda jenis kelaminnya. Tumbuhan paku dengan sifat demikian itu dianggap sebagai bentuk peralihan antara yang isospor dan yang heterospor.
BAB V
PENUTUP

A.             KESIMPULAN
1.      Dari beberapa hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa Pteridophyta memiliki cirri-ciri :
-          Sudah mempunyai akar , batang , dan daun yang jelas .
-          Mengalami metagenesis .
-          Generasi sporofit ( dominan ) mempunyai akar sejati , berumur panjang dan merupakan keturunan generatif .
-          Generasi Gametofitnya adalah protalium , tidak mempunyai akar sejati serta memiliki anteridium dan arkegonium .
-          Ujung daun muda umumnya menggulung .
-          Tumbuhan paku dapat diklasifikasikan berdasarkan : sifat spora , sifat annulus , ada dan tidaknya sorus , letak sporangium dan sorus pada daun .
2.      Dari beberapa hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa Bryophyta memiliki cirri-ciri :
-          Tubuh berupa talus .
-          Mempunyai plastida .
-          Alat kelamin berupa Anteridium dan Arkegonium .
-          Hidup dibatuan , tanah basah atau lembab , cadas dan pohon .




3.      Dari beberapa hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa Algae memiliki ciri-ciri :
-          Hidup diair tawar maupun air laut .
-          Habitatnya ditempat yang lembab dan basah .
-          Spora dan gametnya dapat bergerak aktif .
-          Memiliki inti dan plastid.

B.           SARAN
1.      Diharapkan peserta PKL lebih disiplin waktu , supaya kegiatan PKL dapat berjalan dengan lancar .
2.      Peserta PKL diharapkan dapat menguasai materi-materi terlebih dahulu , supaya mudah dalam mengamati preparat-preparatnya tersebut .
3.      Diharapkan PKL tahun berikutnya lebih baik , tertib , dan disiplin waktu agar PKL dapat berjalan dengan lancar .














DAFTAR PUSTAKA

Anak ciremai. 2008. Makalah biologi tentang keragaman tumbuhan. http://www.anakciremai.com/2008/07/makalah-biologi-tentang-keragaman-tumbuhan.html. diakses 27 Desember 2009 19:27.
Campbell. 2001. Biologi jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Davis and Heywood. 1995 . Taksonomi Tumbuhan. Medan : universitas Sumatera Utara Press.
Iqbalali. 2008. Sistem Tumbuhan Cryptogamae. http://iqbalali.com/2008/10/07/sistematia tumbuhan cryptogamae.html. diakses 27 Desember 2009 20:00.
Kimball, J. W. 1999. Biologi. Jakarta: Erlangga.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar